3rd-Maritime Economic and Business International Conference (MEBIC) 2025 – 2nd Day, “Smart Maritime Economy: Driving Digital trade and Business in Border Regions”
Tanjungpinang, 19 September 2025 – Rangkaian kegiatan 3rd-Maritime Economic and Business International Conference (MEBIC) 2025 berlanjut di hari kedua dengan pelaksanaan hybrid conference. Konferensi internasional yang mengangkat tema “Smart Maritime Economy: Driving Digital Trade and Business in Border Regions” ini digelar secara hybrid, menggabungkan tatap muka langsung di kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Maritim (FEBM) Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) dengan partisipasi daring melalui Zoom.
Hybrid Conference yang dimulai pukul 13.00 WIB ini diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, mulai dari akademisi, peneliti, hingga profesional. Para presenter berasal dari sejumlah institusi, di antaranya Universitas Jambi (UNJA), Universitas Islam Sultan Agung (UIS) Batam, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), MIAT Malaysia, serta beberapa perguruan tinggi lainnya.

Untuk kelancaran jalannya kegiatan, pemaparan paper dibagi ke dalam tiga ruangan dengan moderator berbeda. Room 1 (Auditorium) dipandu oleh Ibu Inge, Room 2 (Mini Auditorium) oleh Bapak Abdul Jalal, dan Room 3 (Ruang Rapat FEBM) oleh Bapak Firmansyah Kusasi.
Para presenter memaparkan hasil penelitian mereka yang mencakup topik digitalisasi perdagangan lintas batas, transformasi bisnis berbasis maritim, serta pengembangan ekonomi biru di kawasan perbatasan. Presentasi berlangsung interaktif, dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang memperkaya wawasan peserta.
Sebagai bentuk penghargaan, panitia memilih Best Presenter dari masing-masing ruangan berdasarkan kualitas pemaparan, substansi penelitian, dan kontribusi terhadap pengembangan ekonomi maritim cerdas. Penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi para peneliti untuk terus menghasilkan karya yang relevan dengan tantangan global di bidang maritim dan bisnis digital.


Konferensi MEBIC 2025 tidak hanya menjadi wadah berbagi pengetahuan, tetapi juga sarana membangun jejaring internasional yang memperkuat peran Tanjungpinang sebagai pusat diskusi akademik dan inovasi maritim di kawasan perbatasan.







