UMRAH, UIS, UMT Bawa Nelayan Pesisir Batam Tembus Pasar Regional Lewat Digitalisasi



Batam,16 Oktober 2025 -Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), melalui kolaborasi internasional dengan Universitas Ibnu Sina (UIS) dan Universiti Malaysia Terengganu (UMT), berhasil memulai inisiatif transformasi digital dan pasar regional bagi nelayan tradisional di Kampung Terih, Nongsa, Batam. Program pemberdayaan ini sukses membuka peluang ekspor lintas batas, meski masih menghadapi kendala krusial pada infrastruktur digital dan akses permodalan.
Tim pelaksana dari ketiga perguruan tinggi memfokuskan intervensi pada tiga pilar utama: peningkatan keterampilan manajerial dan pemasaran digital, akses teknologi penangkapan yang ramah lingkungan, serta peningkatan kesadaran konservasi ekosistem laut dan mangrove.
Buka Peluang Ekspor Regional Berkat Koneksi Malaysia
Salah satu dampak paling signifikan dari inisiatif ini adalah terbukanya akses pasar yang lebih luas. Kolaborasi dengan UMT Malaysia telah memfasilitasi koneksi lintas negara, memberikan informasi pasar luar negeri yang berharga.
“Beberapa peserta dilaporkan berhasil terhubung dengan distributor dan agen pemasaran yang berpotensi menjual produk mereka di luar Batam, bahkan hingga Malaysia dan negara-negara tetangga lainnya,” ungkap tim pelaksana.
Koneksi ini dinilai memberikan nilai tambah yang signifikan, membantu nelayan UMKM Kampung Terih meningkatkan ketahanan ekonomi dan memperluas skala bisnis mereka melampaui pasar lokal, dari yang sebelumnya hanya mengandalkan perahu kayu dan alat tangkap sederhana.
Tantangan Krusial Menanti: Infrastruktur dan Permodalan
Meskipun transfer ilmu dan akses pasar berjalan sukses, laporan hasil kegiatan menyoroti dua hambatan struktural yang berpotensi menghambat keberlanjutan program.
- Infrastruktur Digital: Antusiasme nelayan dalam pemasaran digital terbentur oleh realitas koneksi internet yang tidak stabil, terutama di daerah terpencil, dan keterbatasan perangkat.
- Dilema Permodalan: Nelayan UMKM skala kecil masih kesulitan mendapatkan pinjaman dengan bunga wajar karena rumitnya proses pengajuan kredit formal yang menuntut jaminan sulit dipenuhi.
Selain itu, kendala dalam konservasi juga ditemukan, di mana upaya pelestarian mangrove masih dianggap “kurang relevan” dengan kegiatan ekonomi sehari-hari, meskipun ekosistem tersebut vital bagi keberlanjutan hasil laut dan potensi ekowisata Kampung Terih.
Rekomendasi Keberlanjutan Program
Untuk mengunci dampak positif dan memastikan keberlanjutan program, tim pelaksana merekomendasikan kolaborasi multi-sektor. Rekomendasi mencakup dorongan kepada pemerintah dan perusahaan telekomunikasi untuk memperbaiki infrastruktur internet, perancangan skema kredit mikro yang disesuaikan dengan siklus pendapatan nelayan, serta program pendampingan pasca-pelatihan.
Di bidang lingkungan, direkomendasikan program konservasi berbasis aksi, seperti integrasi penanaman mangrove ke dalam kegiatan ekonomi masyarakat melalui skema ekowisata. Dengan implementasi kerangka strategis ini, pemberdayaan nelayan di Kampung Terih diharapkan menjadi model sukses bagi masyarakat pesisir lainnya di Kepulauan Riau.







